12 January 2007

Nasib yg sama saja

Manusia, jika dia mempunyai nilai-nilai istimewa, entah itu nilai kepribadian, sifat tingkah laku perbuatan maupun nilai pola pikir ....dsb adalah tidak akan dianggap sebelah mata oleh para manusia-manusia lainya. Bukankah bgt ???
Dan saya yakin hal tsb juga berlaku dihadapan-Nya. Bila anda mempunyai nilai-nilai atau score bagus menurut rule-rule-Nya,maka berbahagialah anda menjadi manusia utama dan mulia kandidat penghuni surga. Bagaimanakah menjadi manusia yg demikian ? ya tentu saja kalimat yg mudah ialah " menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya". Masalahnya disini ialah tidak hanya dilidah ucapan dan perkataan atau kalimat saja, tapi juga konsistensi hati dan pikiran serta perbuatan yg tentu ngga semua orang bisa stabil melakukanya. Seperti yg kita tahu, godaan dan cobaan ya pasti saja ada. Lha mo lulus esde aja ada EBTANAS kok, mo jadi mahasiwa aja ada UMPTN kok, mosok jadi kandidat surga ga dikasih ujian ya ????
Yg paling mencolok di muka bumi ini ya ada orang kaya ada orang miskin. Kebanyakan dari kita menganggap kaya itu berkah atau rejeki sedangkan miskin itu musibah. Padahal menurut saya, kedua-duanya bisa menjadi musibah, tapi bisa pula menjadi berkah bagi kita, tergantung kita menyikapinya.
Becozzzz...... jikasaja dikaruniai kaya, bisakah kita lulus ujian untuk ke surga ??? karena yg pasti sih godaan orang kaya itu lebih banyak, contoh kecil dengan dia kaya akankah dia semakin dermawan ??? belum lagi penyakit hati lainya spt merasa lebih dari org lain, menganggap sebelah mata, kikir, sayang ama harta, dsb...dsb.... Begitu pula dengan kemiskinan, bila nafsu dan iri dengki dipelihara, maka udah miskin... eh, kandidat neraka pula !!!! Gimana coba ???
Jadi bagaiimana dunks baiknya ??? Sebenarnya, Kedua hal tsb bisa diatasi dengan satu kata saja, yaitu "syukur". Bila menjadi orang kaya yg tahu diri dan bersyukur, maka dia ingat kpd-Nya dan kpd mahluk2-Nya bahwa semua sekedar titipan sajalah. Dia juga inget kalo jadi org kaya itu "bakal" dosanya pasti lebih banyak dari org miskin. Kemudian, segala kekayaan-nya tentu saja akan dikembalikan kpd-Nya. Trus, bila kita menjadi org miskin yg bersyukur, tentu nilai plus kita ialah akan menjadi orang yg ikhlas, sabar dan tahu diri bahwa orang miskin itu lebih susah untuk beramal secara harta, sehingga ibadah-2 lain-nya hrs lebih bernilai dan tentu saja akan lebih giat ya ??
Yang pasti, kebahagiaan dan ketentraman hidup itu DIA yg memberi, dan itu letaknya ada di hati, bukan hanya dipikiran dan mata saja. Jika kebahagiaan yg anda cari itu anda anggap hanya sampai di pikiran, sudah cukuplah nyabu or ngedrugs ajalah..... dan jika kebahagiaan yg anda cari itu semata-mata dinilai dengan panca indera, ya cari aja pemandangan yg indehoy, makanan bercitarasa sedap, parfum yg jutaan, dsb....dsb........
Jika andaikan seseorang itu miskin, tapi hatinya tenang, tentram dan bahagia dengan apa yg ada, apakah mungkin dia akan dekat dengan sesuatu yg berbau kriminal ??? apa mungkin dia akan nyolong sendal di Masjid ?? Atau nyuri baju di jemuran ??? atau ..... nyopet,ngrampok,mencabuli, dan sifat sikap kriminil lainya ?????
Trus, jika anda org kaya yg tenang, bahagia dengan "hati-Nya" maka apa mungkin akan ada korupsi ??? penipuan pajak ??? nyuap birokrasi ?? ....dsb..dsb.... ???? Malahan bukan tdk mungkin anda malah org yg dicintai rakyat banyak karena kebaikan dan
kasih sayang anda ??? ( bukan hanya dicintai para sodara-kerabat dan atasan sajahhh )

"Hai orang-orang kaya ! Perbanyaklah pahala-pahalamu, karena sesungguhnya dosa-dosamu sangat banyak. Wahai orang-orang miskin ! Kurangilah dosa-dosamu karena sesungguhnya pahalamu amatlah sedikit " ( Pepatah )


Quote of de day :
Ibaratnya ada 3 orang lagi berlayar, yg seorang bercita-cita ingin sampai dengan selamat sampai berlabuh ke dermaga nanti, yg seorang lagi ingin melobangi kapal agar bisa dibuat kencing dan berak. Orang pertama melarang orang kedua untuk melobangi
kapal karena akan mencelakakan seluruh kapal, sedangkan org yg kedua tetep keukeuh dengan pendapatnya, akhirnya orang pertama bertanya kpd orang ketiga, kemudian apa jawabnya ? " Yaaa... sumoggo kerso saja, kalo anda ( org kedua ) pengen begitu ya
silahkan saja " bahkan agak mendukung gt.Jadi, Menurut saya itulah yg terjadi di negara tercinta kita ini dengan mengatasnamakan "demokrasi".
( Taken from khutbah jumat )
---> Did U know what I mean ???
---> Pls correct me when i'm wrong

3 comments:

Anonymous said...

jadi, menurut pakdhe, demokrasi itu apa??

Anonymous said...

trus-trus, kalo orang suka ngeluh termasuk gak bersyukur ya Pakdhe?
trus-trus, gimana kalo kadang kita ngerasa capek ama sesuatu yang kita jalani tiap hari??

ompuns said...

Mengeluh ?? bukankah sudah sifatnya manusia selalu berkeluh kesah ?? Kan ada Dia sbg tempat ber-sambat ??
Capek ama sesuatu yg kita jalani ?? bila ikhlas menjalani karena-Nya, apa bisa capek ??? Berarti engga menjalani takdir dg lapang dada dunks ya