27 September 2006

Melekat erat ???

Bila kemudian saya diingatkan atau dikritik sama seseorang, tentu saya harus bahagia karena saya lagi ditunjukkan ketimpangan saya. Jika saya lagi ditegur, tentu saya harus senang karena selain ada yg memperhatikan, ternyata mereka msh sayang dgn saya, buktinya ?? ya teguran-2 itu. Bahkan jika saya lagi dihina, dicacimaki, disindir atau difitnah sekalipun, tentu itu kesempatan besar saya untuk berintropeksi diri. Bisakah saya seperti itu ??? sepertinyaaaa..... hhemmm...
Kemudian, setelah mendengar bapak khotib berceramah tadi malem, kayaknya ada yg perlu lebih direnungkan lagi, karena pada hakekatnya, apa yg melekat di diri manusia itu ada 4 macam , yaitu :

  1. Melekatnya sifat-sifat badaniyah / lahiriah /keduniaan yg tentunya fitrah-Nya berjalan atasnya.
    Ini sih normalnya manusia aja, kalo dibacok yo berdarah, kalo dicubit sakit, apalgi dijambak ya ??? Semua manusia 'normal' pasti memiliki sifat-sifat ini, tapi hanya beberapa gelintir saja yg mungkin peduli akan badaniyah mereka. Maksudnya ialah, mereka sadar mempunyai tubuh / raga ini tapi mereka tidak begitu care sehingga entah sadar entah tidak mereka justru menyia-nyiakan bahkan menghabisi tubuhnya sendiri. Contoh kasus ialah perokok, nge-drugs dg gaya apapun, makan minum sesuatu yg berlebihan ( dgn alasan kesenangan ) misal : ngopi !!!, ..........dst. Makan enak dan bergizi memang dianjrkan, tapi kalo keterusan ??? Kan jadi banyak penyakit yg menghampirinya.

  2. Melekatnya sifat-sifat ruhiyah / kejiwaan
    Itulah hebadnya manusia, dia bisa merasakan banyak perasaan, entah itu sedih, senang, gelisah, marah, dsb..dsb ....
    trus lagi, sisi kejiwaan manusia bisa begitu dalam di explore oleh sang manusia sendiri. Mulai dari yg gampang panik, seneng bingung, sampe dengan sosok yg penuh wibawa, tenangg, dan cool ( kayak saya ini...kqkqkqkq !! ). Dengan begitu banyaknya sifat-sifat ruhiyah yg ada, maka terserah anda sih ya ... mau mengexplore yg mana .... atau malah bertahan dgn yang itu-itu aja ????

  3. Melekatnya sifat-sifat jahat, jelek atau yg biasa diidentifikasikan dengan sifatnya setan atau iblis
    Manusia juga mempunyai banyak sifat-sifat negatip dididirinya. Semua bisa mucul dan tenggelam tergantung bagaimana si manusia mengolah sifat-sifat ruhiyah dan kejiwaanya. Sebenernya sifat-sifat ini adakalanya juga mempunyai keunggulan, yaitu bisa memproteksi diri atau melindungi diri dari berbagai ancaman, hanya saja kalo berlebihan juga tetep enggak baik bagi siapapun itu. Dengan berkembangnya sifat ini di diri manusia, maka dapat dikatakan ada satu sisi kehidupanya yg lagi sakit ( biasanya sih sisi ruhiyah ) sehingga sang hati tertutup atau malah digerogoti sedikit demi sedkit dan akal yg digunakan ( sisi badaniyah ) engga sejalan ama sisi ruhiyahnya. Contoh kasus di sifat ini tentu banyak sekali, hanya saja yg petut dicemaskan ialah sifat pemarah, pendengki, penghasut ,pencuriga atau prasangka dan pengkhianat. dari bbrp sifat itulah biasanya semuanya merembet panjang dan tak terasa dikehidupan kita. Mencegahnya ?? gampang kok, yaitu dengan sabar, ikhlas, dan positip thinking. ( Bisakah ??? sure .... jika kita memelihara sifat suka berinstropksi diri )

  4. Melekatnya sifat-sifat keTuhanan,
    Ini nih yg palig dicari manusia, bahkan sampai kemudian timbul ilmu khusus suatu bidang bernama tasawuf, karena saking sulit dan tingginya pencapaian sifat-sifat ke-Tuhanan yg diharapkan bisa melekat di pribadi manusia. Sifat sifat itu bukan berarti kita jadi lancang sama Yg Di Atas, tapi justeru kebaikan-kebaikan sifat-Nyalah yg patut kita tiru dan diharapkan menempel di kita. Jangan beranggapan terus kita bisa mencipta sesuatu, bisa mengendalikan semuanya, apalagi memutar takdir, dsb..dsb... ( yg hebat-hebat dan hak prerogatip-Nya itu ) akan tetapi lebih condong kpd sisi-sisi seperti cth sbb : mulia, pengasih,penyayang, pemurah, pemaaf, penyabar, adil, mengetahui ( dg belajar ilmu ), dsb...dsb .....
    Menuju proses dan cita-cita seperti itu mungkin begtu banyak halangan dan rintangan, maka itulah dibutuhkan : niat, kemauan, keberanian, konsisten dan sabar. Niat ialah jika dari awal kita sudah mem=patrikan dalam hati akan apa yg kita mau atau tuju. Kemauan ialah percuma saja kan jika kita bisa mbatin dan berniat tapi ngga ada kemauan buat mewujudkanya ??? trus keberanian, itu sangat dibutuhkan bagi kita. Bagaimana tidak ??? Jika kita lagi digoda ditengah jalan, beranikah kita menepisnya ?? bila kita dikasih godaaan dan cobaan, beranikah kita bangkit dan meneruskan cita-cita ?? ato malah jadi males putus asa dan bikin planning lagi ??? Kemudian, konsisten. Disini ibaratnya kita berjalan disuatu jalan yg berkelok-kelok, bahkan sampe kesasar, eh masih dikasih kenikmatan yg menggoda disepanjang jalan. Bila dia itu konsisten sama tujuan, tentu akan berjalan terus walupun mungkin ada riak kecil ikutan tergoda. Namun bila dai tidak konmsisten, bisa-bisa berhenti ditengah jalan, melupakan tujuan akhir trus bersenang-senang dengan kenikmtan yg ada. Contoh : bila ada orang yg berdo'a "Ya Allah, beri aku rejeki yg banyak biar naek haji !! " eh, begitu dikasih rejeki, malah mengundur-undur menghajikan dirinya sendiri. Ahhh, aku jadi inget... kebetulan saya pernah dapet rejeki, kemudian kebetulan pas keluar dari pintu dimana saya dapet rejeki itu ada ibu-ibu yg sudah tua, jalan-nya juga udah ngga "jejeg" lagi. Aku yakin, beliau mungkin sendirian aja tanpa sanak keluarga menjelajahi kota Surabaya ini entah sampe kapan. Tanpa pikir panjang saya kasih semua itu rejeki ( karena saya merasa sisa dikantong masih cukup buat makan sampai akhir bulan...hehehe..masalah klasik anak kost ). Ibu tadi setengah ga percaya gitu, begitu aku mau ngeloyor pergi, si Ibu bilang " Mas, sebenta mas....mase mau pulang kantor ya ?? ati-ati ya mas... kepengen naik haji ya ?? Ibu do'ain ya ?? " ........ hhhhaahhh ??? dengan setengah terlongong gitu, aku Aminkan do'a beliau ... Alhamdulillah, sudah ada satu lg org yg mau mendo'akanku ........ walau bagiku saat ini amat mustahil buat kesana, tapi Dia Maha Tahu kan ?? (Si Ibuk itu Kok tahu ya ??? )
    Nah, setelah konsisten, maka kita memerlukan sifat sabar pada diri kita. Kenapa sabar ?? orang yg sabar pasti bisa ikhlas terhadap sesuatu yg terjadi. Kemdian, bila tujuan kita masih saja banyak halangan, bahkan mungkin sampe meruntuhkan akal dan hati kita, tentu orang yg sabar engga akan frustasi, stress, atau apapun itu namanya. Bila sudah mentok segala cara, Dia serahkan hasilnya kpdNya semata alias tawakkal. Toh, masih ada Yg Maha Penolong kan ya ???? Disinilah arti pentingnya do'a kita tuk mengiringi kesuksesan proses yg kita lalui.


Nah, dari empat itu tadi mungkin bisa kita pakai buat ber-instropeksi diri , hal mana sajakah yg kurang dan perlu ditambahin atau justru berlebihan dan perlu kita kurangin. Bukankah segalany lebih enak kalo pas ?? bukan hanya pas dilidah tapi pas disemua lini kehidupan lho ya !!! Semoga dari kita semua diberi keteguhan untuk mendapatkan sifat-sifat di point ke empat itu tadi ya ???
Eh, dah mo imsak .... kayaknya kudu cepet-cepet nguras galon dibelakang nih... huehhuheuheuheee......glekh...glekh... glekh ... ssllrrpp.....

Ya Allah,
berikanlah aku kekasih
yg mengasihi-Mu tiada tara
sehingga titik asa terakhir
yg mungkin ada dan Kau tancapkan
Aminnnn..... !!!

2 comments:

Unknown said...

lho...bukannya udah dikasih kekasih pakdhe..hehehe

awas yah kalo aku gak diundang, kqkqkq...

Anonymous said...

selamat beramadhaaaaaan ^^
asik ya, ramadhan tuh waktu dan tempat paling asik buat introspeksi. yang melekat-melekat itu biar bisa dipilih2 mana yg harus diilangin, mana yg harus diperlekat. gitu to pak?
kapan sebar undangan? ^^ takkirimi doa lewat udara, taktuliskan lewat sms ^^