10 July 2006

Cacing-cacing

Mula-mula,aku rasa cacing-cacing ini hanyalah satu atau dua. Aku biarkan saja memang, sebab apalah artinya toh mereka tidak berpengaruh dan merugikan tubuh ini. Semula, mereka hanya bergeliat lemah dengan sedikit saja makan dari apa yang ada. Cacing-cacing ini hanya bisa menekuk tubuh sekedarnya saja karena memang ruang yg ada hanyalah sedikit luas diatas tubuhya saja. Ingin sebenernya aku bunuh mereka, tapi mengapa saya sekejam itu ?? acuhkan sajalah toh mereka enggak bisa berbuat apa-apa. Sedikit amal mungkin atas nama kasih.
Hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahunpun berlalu, aku memang tak pernah menengoknya sediktpun. Bahkan sekedar melirik apalagi menjulurkan kepala dan mata tuk melongoknya. Tak terasa memang, tapi tanpa kusadari, ternyata tubuh ini meringkih dari dalam. Cacing-acing itu begitu leluasa berkembang biak, bahkan beranak pinak sehingga tak terhitung jumlahnya. Aku pikir lagi, kenapa bisa sampai begitu mereka ini ?? Padahal awalnya mereka tak begitu mempunyai ruang sehingga sekarang malah meluaskan tempatnya maka kedalamanku diambilnya begitu saja. Pengambil alihan yg benar-benar tak kurasa jejaknya. Tubuhku memang tidak apa-apa, panca inderaku juga normal seperti biasanya.Mataku masih bisa melihatmu, telingaku masih bisa mendengar bisikanmu, kulitku masih merasa tajamnya sengatan mentari, bahkan hati ini selalu riang menurutkan nafsu. Tapi, cacing-cacing itu bgitu banyak memakan jatah tubuhku ini. Semakin lama kurasa, semakin heran aku dibuatnya. Mereka begitu menggurita bahkan menyatu dengan tubuh ini. seolah sakitlah jiwa ragaku jika mereka kuhilangkan, bahkan bisa mati aku jika mereka tidak ada. Ahhh..... mengapa kupikir begitu serius ??? Toh, aku tak merasa rugi !!!
Hingga tibalah saatnya sang waktu menelurkan angan. Begitu saja fikir dan batin ini tersadar dan terhenyak akan kenyataan yg ada. Cacing-cacing ini, seperti yg kutahu karena terbukanya sadar yang kebetulan saja, mereka begitu agresif mengendalikanku, mencampuri urusan hidupku tanpa bisa kuberbuat banyak. Lingkaran yg mereka bikin ternyata tak bisa begtu saja kuputuskan rantainya. Begitu banyak obat dan terapi kujalani, tak terhitung pula tabib dan dukun bahkan dokter menangani, toh mereka sia-sia saja menghabiskan uangku. Terkadang, sudah lega memang tubuh ini, begitu sejuk hati dan jiwa ini, hanya saja mengapa itu sesaat saja kurasakan dan kembli kutak tersadar oleh cacing-cacing tak berdaya itu ???? Mereka begitu saja menyatu dengan segala urat syaraf dan nadiku, meracuniku dengan halus dan lembut sampai ke sel terkecil otak dan hatiku. Aneh memang, tapi kemanalagikah kubisa berbuat dan menolong diri ini ????

Nb.
Cacing-cacing ini sekedar kunamakan cacing-cacing kesenangan hidup. Yang begitu saja menari-nari dijalanmu, begitu melenakan dengan sedikit rayu dan ruang waktu, awalnya memang sedikit kesenangan yg diperturutkan, kemudian menjalar begitu saja keseluruh tubuh sehingga kau kan dikuasainya tanpa sadar, tanpa mengerti dan tak begitu saja kau pahami. Jangan biarkan mimpi indahmu hampa kan merapuh oleh sedikit cacing-cacing itu. Waspadalah !! 3x
( Minumlah obat cacing sesuai resep dokter, hehhhehhheee........ )

6 comments:

Anonymous said...

Segala kesenangan itu emang kayak cacing ya Mas???

sand said...

kon mbayangke wae kokyo cacing yang menjalar-jalar ihhh gilo...

WeSy 'CiCi' said...

cacing???
iii......

Amelia Dewi said...

hmm... perumpamaan yang aneh :D
gw lebih suka pake kupu-kupu:)

Anonymous said...

layoutnya bagus banget! :)

ciplok said...

gitu ya.....