11 June 2005

Saat itu .....





Saat itu Joh termangu...tak tahu apa yg kan dilakukan.
Dia masih teringat bagaimana perjuangan yang dihadapinya,
terlebih masih lekat jua kenangan akan indahnya perkenalan itu.
===================================

Di trotoar alun-alun....suatu minggu pagi di depan Balai Kota Surabaya.
Sebenarnya john ngga berminat hadir disitu...seperti apa yang dilakukan org disekitarnya yg dengan riang berlari pagi dan bersendau gurau.
Hanya saja, pekerjaan semalam yg tak pernah berhenti meneror setiap detiknya sampai mentari menjelang,
dan kepalanya yang maih nyut-nyutan....serta isi lambung yg menuntut tanggung jawablah yang
menyebabkan dia menikmati bakso itu di pinggir lapangan.
Dan kalau mau jujur, John juga merasakan betapa indahnya pagi hari...terlebih terpuaskanya si paru-paru
menyuap oksigen yang segarnya tiada tara itu. Tapi ia berusaha acuh dan selekas mungkin menghabiskan
semangkuk bakso di hadapanya itu.Di benaknya hanya ada spring bed dan bantal yang nyaman tuk menhabisan
sepanjang hari mingu itu di apartemenya yg ber-AC.
Saat pesanan es Jeruknya datang , John segera menyeruput hampir separo gelas dengan buru-buru.
John lupa kalo saat itu dia baru saja menelan semangkuk bakso yg masih panas. Tak ayal, beberapa detik kemudian,
John merasa bahwa dunianya berputar dan berlahan kemudian menjadi gelap gulita.

John segera memegang kepalanya....saat itu ia masih merasakan kepalanya agak berdenyut.john juga bingung saat terbangun
sudah di ranjang bambu dan ruangan yg sederhana itu.Saat ia amati sekelilingnya, hanya ada ranjang kayu yg ia tempati,satu meja kecil
dan sebuah lemari kecil dengan sejumlah buku dan alat tulis diatasnya.Ruangan itu begitu nyaman dan hangat walaupun
kelewat saederhana.
Saat itu, ada seseorang yang membuka pintu dan berkata
" Sudahlah Nak, istirahat dulu yang tenang....ini Ibu buatkan secangkir teh hangat " ujar seorang wanita parobaya sambil
meletakkan secangkir teh di samping ranjang.
"Saya dimana dan ma'af, ibu siapa ya ?? "
"Oh, Ibu adalah istri-nya Bapak yg jualan bakso di pinggir Alun2, kebetulan pas Nak pingsan disana langsung dibawa sama Bapak ke rumah.
Deket kok Nak....jalan kaki aja bisa. Tapi lebih baik Nak istirahat dulu ya....kalau sudah pulih benar...baru bisa pulang."
" Iya deh Bu...ma'af udah ngerepotin..."

Begitulah awal John berkenalan dengan Tia. Tia adalah anak pertama dari Bapak penjual Bakso yang telah menolongnya.Tia lebih muda tiga tahun
dari John yang saat itu sudah 27 tahun.
Semenjak itu, John lebih sering bertandang ke sana. Dengan paras yang ayu dan kesan klasik yang menonjol,
Tia nampak begitu memikat bagi John.Apalagi sikapnya yang lemah lembut, sederhana, pemalu dan menurut pada orang tua.
Lengkap sudah John jatuh cinta padanya. Dan tak bertepuk sebelah tangan, John yang keturunan campuran dari orang tua
Brazil dan ber-Ibu Jawa memiliki badan yang tinggi tegap dan rambut ikal yang hitam legam dengan alis yang tebal, walaupun berkulit
agak gelap...tapi siapa yang ngga terpincut bagi cewek yang melihatnya.Apalagi John sudah bekerja di suatu perusahaan
besar walaupun sebatas karyawan pemula.

Seperti yang bisa kita duga, kisah mereka bak Romeo & Juliet yang tak mau terpisahkan.
Semua begitu indah dan meluap bagi mereka berdua. Dan tak terasa, hampir dua setengah tahun John menjalin asmara denganya.
John amat berharap bahwa Tia-lah yang akan menemani hari-harinya sampai tua nanti.
Sampai sesuatu terjadi malam itu.
Semua begitu tiba-tiba. John jelas sangat amat shock dengan peristiwa itu.
Saat itu John dimintai tolong oleh teman untuk membantu menemani lembur di Gedung BBD yang sebelahnya Tunjungan Plasa itu.
begitu waktu menunjukkan pukul dua dini hari, John bersama Edy ,teman lemburnya keluar sekedar mencari penganjal perut.
Seperti yang John tahu, disekitar mereka memang banyak orang jualan sampai pagi. Maklumlah, dengan adanya tiga diskotik diseputaran situ
,kehidupan malam begitu terasa bahkan sampai di pinggiran jalan.

Pada saat John dan Edy menunggu pesanan nasi goreng itulah, dari belakang datang dua cewek menawarkan jasa. Sapaan mereka begitu mendayu
membuat hati ingin tergoda. Tapi John dan Edy udah terbiasa dengan itu, dengan acuh dan tanpa menoleh, mereka menolaknya.
Entah karena sedang sepi order, ataupun memang karena mereka penuh kegigihan, dua cewek tersebut justru langsung duduk bersebelahan
dengan Edy dan John.
Jantung John seolah berhenti berdegup saat ia menoleh. Sesosok cewek yg sangat ia kenali ada disampingnya. walaupun ber-make up tebal,
John ngga akan pangling dengan sosok yg selalu menemani hari-harinya.
Yah, memang Tia yg duduk di samping John dengan tak kalah terkejutnya, mukanya sangat pasi saat itu. Tia segera berlari menjauhi tempat itu,
sedangkan John yang saat itu mengenakan jaket kulit pinjeman si Edy hanya termangu tak bergerak sedikitpun.

===============================================
John merasa tersia-sia akan terbelahnya fikiran dan hati-nya .
John merasa bersalah, atas waktu yg ia sia-siakan slama ini.
John merasa sangat berdosa pada-Nya, saat ingat ia palingkan muka dan menyambut nikmatnya dunia.

Kini John tahu, mengapa ada aturan akhwat dan ikhwan, muhrim dan mahram.
Kini John mengerti, bagaimana dunia begitu melenakan-nya.
Kini John sadar, aturan Dia-lah yang sebaik-baiknya peraturan.

Dan John pun tahu, Allah masih sayang kepadanya.
John juga tahu bahwa Allah mendidikNya dengan caraNya yg tersendiri.
John juga menyesali, mengapa pelajaran itu harus ia sendiri yg mengalami.
Padahal begitu banyak sifat, sikap dan kejadian manusia lain yg bisa diambil pelajaran dan hikmahnya.



3 comments:

Lili said...

WAh layout backgroundnya kayak ragnarok, keren. Makasih yah dah mampir, sering2 ajah

Ririn said...

sayang sekali john bisa tertipu dengan penampilan luar saja :)
harus banyak belajar, dan mencintai seseorang tidak bisa dilihat dari penampilan pandangan pertama :)

Ryu Tri said...

:) hmm..hmm...no comment jadinya baca cerita ini, yg pasti jgn tertipu dgn penampilan, dan kita mesti jaga pergaulan...whooaah gravatar ryu muncul ga yah.....:O